Kita Punya Cinta

Diposting oleh Arlini , 04 Juni 2011 4.6.11

Naluri meneruskan keturunan namanya. Punya bahasa keren, ghorizah nau’ ( bahasa arab itu emang kereen ). Merupakan salah satu bagian dari potensi naluri yang dianugerahkan Allah pada makhlukNya, baik pada manusia maupun hewan. Kalo seorang pria melihat perempuan cantik, pasti dag dig dug tuh jantungnya. Demikian dengan kucing jantan, melihat kucing betina yang cakep pasti mupeng (hehehe kurang lebih gitu kali yee). Trus kalo melihat anak kecil yang lucu nan imut plus ngegemesin, pasti bawaannya pengen nyubit pipinya. Habis seneng sih. Hewan juga gitu, sayang banget sama anaknya. Coba ganggu anak ayam, jamin deh bakalan dipatok (pengalaman pribadi neh ).
Yups, itulah gharizah nau’. Ketertarikan pada lawan jenis, rasa keibuan, rasa kebapakan, rasa iba dan rasa – rasa kepada yang lainnya. Kita biasa bilang itu cinta atawpun kasih sayang.
Semua juga tau. Trus masalahnya apa?? Nah tu dia, nggak banyak yang mengenali naluri ini dengan baik, bagaimana karakteristik dan cara menempatkannya dengan benar sesuai dengan amanah Sang Pencipta. Allah lebihkan kita atas hewan dengan potensi akal. Maka dengan keistimewaan tersebut, kita nggak boleh sama dong dengan hewan dalam memenuhi naluri itu. Kalo ayam jantan demen sama ayam betina, trus ngapain coba? Nggak kenal tempat, nggak kenal waktu, pasti langsung nyosor aja. Nggak pakek aturan kan tuh. So, kita makhluk paling mulia harus punya aturan lah. Dan aturan yang layak dipakai harusnya dari Sang Khaliq, ya kan. Karena Dia yang paling tau aturan apa yang terbaik bagi makhlukNya.
Bila cinta itu muncul, tanyakan pada dirimu, siapkah kau memikul tanggung jawab baru? Beranikah kau melangkah menapaki jalan yang penuh liku bersamanya? Karena menjalani kehidupan baru itu tak semudah yang kita bayangkan. Bila lahir dan bathin telah mantap, maka menikahlah. Begitu aturan dariNya (Q.S Ar Ru :21). Tapi bila belum mampu, ikuti kata Rasul : “Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang mampu ath-thawl (menyiapkan bekal), maka hendaklah ia menikah, jika tidak maka atasnya berpuasa, karena berpuasa itu merupakan perisai baginya”(HR. Thabrani). Bisa juga dengan mengalihkan pikiran kepada hal lain. Menyibukkan diri dulu deh untuk hal lain yang bermanfaat. Ingat, cuma sementara lo. Menunggu sampai waktunya tiba.
Tapi jangan pernah melakukan zina, meskipun hanya mendekatinya (kalo orang sekarang mengenalnya dengan pacaran). Karena itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk (Q.S Al – Isra’: 32). Allah yang bilang lo ya. Kalo mau marah, marahnya sama yang bilang aja ya, jangan sama aku .
Dapat disimpulkan kalo ghorizah nau’ punya ciri, hanya muncul ketika ada objek yang merangsang kemunculannya. Seorang pria belum akan berpikir untuk menikah kalo nggak melihat perempuan yang menarik, nggak melihat temannya udah berkeluarga, nggak ada suruhan dari orang tua ataw ketiadaan objek lainnya yang membuat dia berfikir kearah sana. Dan naluri itu bukanlah sesuatu yang harus dipenuhi saat itu juga, saat kemunculannya. Buktinya Rasul bilang bisa ditunda dengan puasa. Paling banter cuma gelisah. Nggak sampek mati kok.
Jadi salah besar kalo orang barat berpikir naluri seksual merupakan kebutuhan. Sehingga bila nggak dipenuhi bisa mengancam jiwa seseorang. Lihat aja tuh, karena cara berpikir mereka yang nyeleneh itu, maka mereka merasa bebas melampiaskan nafsunya tanpa aturan Sang Pembuat Aturan. Mengajarkan pada kaum muslim tentang pacaran, sampai berzina. Hingga bermunculanlah masalah di masyarakat yang ketika Daulah Khilafah dulunya tegak, belum pernah dijumpai. Pergaulan bebas, aborsi, penyakit AIDS dan lain sebagainya. Hari ini kita bisa melihat faktanya. Banyak kan ?
Berusahalah untuk keluar dari jeratan pengaruh pemikiran para penikmat kebebasan itu. Kaum muslim adalah umat terbaik yang Allah ciptakan untuk seluruh manusia (Q. S Ali Imran : 110). Hiduplah dengan aturan dari Allah SWT. Ataw derajat mulia yang kita sandang akan lepas, hingga menjadi sederajat dengan hewan, bahkan lebih rendah dari itu (Q.S Al A’raf : 179), naudzubillahi minzalik. Wallahu ‘alam bishawab

0 Response to "Kita Punya Cinta"

Posting Komentar